Di
awal bulan kesembilanku, tepatnya tanggal 29 Oktober, aku mengalami sebuah
pengalaman dalam membentuk identitas feminimku, bahwa aku perempuan. Ayah dan
ibu membawaku ke Toko Emas Sahabat di Jalan Ikan Tongkol Kupang, untuk memasang
sepasang anting-anting. Tembakan pertama di telinga sebelah kiri membuatku
kaget dan langsung menangis, untuk tembakan kedua tak membuatku kaget lagi,
ayahku yang merasakan karena aku didalam pangkuannya. Sebelumnya aku terlihat
maskulin, banyak orang yang melihatku seperti anak cowok, namun dengan telinga
yang telah memakai anting-anting, mempertegas diri bahwa aku seorang perempuan.
Kini juga aku telah mempunyai gigi genap berjumlah enam, empat gigi seri di atas
dan dua gigi seri di bawah, walaupun di sisi lain aku masih tetap rewel di masa
pertumbuhan gigiku.
Selasa, 22 November 2016
Feminisme,
Serba Serbi
Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Sejak Dini di Kota Kupang
Pada tanggal 22 November 2016, bertempat di Aston Hotel and Convention
Center Kupang, dilaksanakan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Sejak Dini. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjsama antara Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA RI) dan Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (BP3A NTT). Tema kekerasan menjadi isu utama kenapa kegiatan
ini dilaksanakan, mengingat bahwa manusia pada dasarnya sejak lahir telah memiliki hak untuk
hidup yang melekat sebagai wujud keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Salah satunya adalah bebas dari
penyiksaan maupun tindak kekerasan. Nyatanya kasus kekerasan cukup
menyita perhatian masyarakat di Provinsi NTT dalam kurun waktu
terakhir ini dengan korban terutama pada perempuan dan anak yang dianggap paling
lemah.
Langganan:
Postingan (Atom)
My Facebook
Catatan....!!!
Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!