Sabtu, 31 Desember 2011

Catatan singkat akhir tahun 2011…!!!

photo: http://hdguru.com/
Beberapa saat lagi tahun baru untuk wilayah Indonesia bagian tengah. Memang waktu itu luar biasa, ia berjalan tanpa kaki, menunjuk tanpa jari dan kadang berlalu tanpa disadari. Walau berlahan tetapi pasti akan sampai pada saat ini yang mana dalam penanggalan masehi terjadi pengantian tahun, dan akan terus melaju dengan kecepatan rata-rata pada tahun-tahun mendatang. Diluar sana gemuruh petasan dan kembang api saling menyambut yang puncaknya sebentar lagi. Knalpot racing mengeleggar dijalanan yang terkesan dipaksakan dan tak ketinggalan house music (open door), memang sudah ritualnya di kota ini!

comments
Jumat, 30 Desember 2011

Mamuli: Sebuah Simbol Reproduksi dalam Identitas Kebudayaan Lokal

Tak banyak yang mengenal keberadaan mamuli, termasuk penduduk Nusa Tenggara Timur sendiri. Kita lebih banyak mengenal simbol kebudayaan lokal yang telah populer dibandingkan dengan beberapa kebudayaan yang belum terangkat dalam pusaran pengenalan kebudayaan daerah. Penduduk Nusa Tenggara Timur boleh berbangga dengan dikenal luasnya produk kebudayaan lokal seperti sasando, tii langga dan kain tenun daerah. Namun ada serpihan kebudayaan lain yang belum diulas, salahsatunya adalah mamuli. 


Ornamen telinga dari abad ke-19 yang berasal dari Kecamatan Kanatangu Kabupaten Sumba Timur. Terbuat dari emas dengan ukuran 33/4 inci (9,5 cm).
photo: http://www.metmuseum.org/toah/works-of-art/1990.335.4

comments
Jumat, 23 Desember 2011

Rusa Timor (Cervus timorensis) di Timor?

Identifikasi tentang rusa timor (Cervus timorensis) pertama kali dipublikasikan tahun 1822 oleh seorang ahli zoologi dan anatomi asal Perancis bernama Henri Blainville. Sejauh ini tidak diperoleh data historis mengenai penemuan mamalia dengan genus cervus yang berasal dari species cervus timorensis ini. Namun berdasarkan namanya diyakinkan bahwa spesies rusa ini ditemukan di daratan Timor, sebagaimana tradisi pemberian nama oleh para ahli dan peneliti Eropa, selalu menggunakan bahasa Latin dengan penamaan setempat. 

photo: http://www.fobi.web.id

comments
Kamis, 08 Desember 2011

Story of Noelmina Bridge



photo: http://www.kupangklubhouse.com/

Adalah sebuah Jembatan monumental bagi masyarakat Timor Barat yang terletak di perbatasan antara kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan atau berada di kilometer 77 dari arah Kota Kupang. Nama jembatan ini berasal dari kata “noel” yang berarti sungai dan “mina” adalah nama wilayah, sehingga dinamakan Jembatan Noelmina dari sungai yang berhulu di Gunung Mutis ini. Jembatan pertama kali di bangun tahun 1910 oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan menggunakan tenaga rodi dari penduduk Timor. Ketika itu mereka diarahkan mengumpulkan batu untuk membangun pondasi beton dan juga mengumpulkan kayu hutan untuk membuat struktur dan rangka jembatan. Diperkirakan tahun 1920 jembatan ini selesai dibangun dan dapat dipergunakan.

comments
Rabu, 07 Desember 2011

Masakan Padang di Ranah Timor

photo: http://mursid.web.id/wp-content/

Sedari kecil lidah ini memang telah dimanjakan dengan masakan Padang, bagaimana tidak jika almarhum ayahanda sepulang kerja hampir selalu membelikan ayam bumbu Padang. Konon katanya saya dapat melahap hingga tulang. Semasa kecil juga hampir di setiap kesempatan perjalanan antar kota di Pulau Timor, bus akan singgah di rumah makan Padang. Rupanya hingga kini tidak ada yang berubah, bahwa bus akan selalu singgah di rumah makan Padang, dan tampaknya hal ini berlaku di seluruh pulau di Indonesia.

comments
Selasa, 06 Desember 2011

Eksotika Larantuka

photo: http://yohanesbernard.multiply.com/

Pekan lalu saya bersama tim dari Bappeda Provinsi NTT berkesempatan menjalankan tugas pendampingan penyusunan Renstra SKPD di Flores Timur. Untuk pertama kalinya saya dapat berkunjung ke Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ini adalah ibu kota kabupaten keenam yang telah saya kunjungi di Pulau Flores, minus ibukota Ruteng (Manggarai) dan Borong (Manggarai Timur) yang belum pernah dijejaki sama sekali. Perjalanan diawali dengan penerbangan Kupang-Maumere menggunakan Wings Air milik maskapai penerbangan Lion Air, dan dari Maumere melanjutkan perjalanan darat  arah timur sejauh 137 Kilometer yang ditempuh dalam waktu tiga jam menuju Kota Larantuka. Di Larantuka kami menginap di Hotel Asa, sebuah hotel yang terbilang akomodatif dan juga tepat berada di tepian Pantai Weri yang cukup memesona karena berhadapan langsung dengan Pulau Adonara.

comments
Sabtu, 03 Desember 2011

Raja Soefa Leöe - Raja Amanuban

photo: Tropenmuseum Royal Tropical Institute

Sewaktu tamat dari SMP Negeri 2 Kupang, perjalanan membawa saya bersekolah di SMU Negeri 1 SoE Kabupaten Timor Tengah Selatan. Setelah mengikuti tes masuk dan mendapat peringkat 18, maka saya ditempatkan di kelas I.1 (saat ini sama dengan posisi kelas 10). Bermukim di Kota SoE kurang lebih tiga tahun hingga menyelesaikan SMU dan kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Makassar. Ketika berdomisili di SoE, saya tidak tinggal dalam wilayah Kecamatan Kota SoE, namun berada di wilayah Desa Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan 85551, sesuai dengan yang tertera di Kartu Tanda Penduduk Nasional yang saya miliki. Wilayah Amanuban dahulunya merupakan sebuah kerajaan (swapraja), yang kemudian bersama dengan Kerajaan Amanatun dan Kerajaan Molo membentuk Zuid Midden Timor atau saat ini lebih dikenal sebagai Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan Ibu Kota SoE.

comments
Kamis, 01 Desember 2011

West in East

photo: Tropenmuseum Royal Tropical Institute
Melihat foto ini cukup menarik perhatian saya, bukan hanya sebuah potret klasik dari awal abad ke-20, namun lebih dari itu karena tampak seorang perempuan paru baya dengan wajah anggun khas aristrokrat Eropa sedang menggunakan balutan gaun tenun motif khas Pulau Sabu. Ia juga memakai perhiasan seperti tusuk konde (pena bola), kalung perak dan memegang kotak perhiasan atau mungkin adalah sebuah kotak pekinangan (wadah siri pinang) yang terbuat dari kuningan, disertai dengan dekorasi meja dari kain tenun yang terdapat semacam tempat kolekte diatasnya. Sama halnya dengan di Timor, di tanah Jawa orang Eropa dan Indo banyak menyerap unsur kebudayaan lokal dan melahirkan kultur Indisch, sebagai hibrida antara budaya Eropa (Belanda) dan berbagai budaya lokal, seperti  terlihat pada perempuan Eropa yang sering menggunakan kebaya putih dengan kain  corak batik. Tentu sebuah akulturasi kebudayaan antara barat dan timur.

comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


 
;