Mungkin untuk pertama kalinya digelar pameran seni rupa di Kota Kupang,
yang setidaknya memberi warna terhadap perkembangan dan minat terhadap karya
seni. Bahwa seni
senantiasa dapat menampilkan isu-isu kontemporer dalam pengaruhnya terhadap kondisi
sosial, budaya, ekonomi dan tema-tema urban lainnya. Pameran ini mengambil tema potpuri: reposisi medium dan lokasi,
dengan melibatkan 30 peserta seniman seni rupa dari Kota Jakarta, Bandung,
Yogyakarta dan Kupang. Menampilkan dan memadukan karya seni rupa seperti seni
lukis, karya grafis, keramik dan karya instalasi kontemporer dalam media dua
dan tiga dimensi.
Rabu, 31 Juli 2013
Budaya,
Flobamora,
Human Interest,
Kota Kupang,
Media
Pameran Seni Rupa di Kota Kupang
Mungkin benar adanya bahwa peradaban manusia yang terus berkembang hingga saat ini adalah bentuk ketakutan dari
kematian manusia. Manusia berusaha untuk selalu meninggalkan sesuatu sebagai jejaknya,
entah untuk dikenang atau untuk menjadi amal jariahnya di bumi. Baik itu berupa
khazanah pemikiran, ilmu, lukisan, puisi, buku, arsitektur dan lain sebagainya.
Dan kiranya bila kematian datang maka nama mereka akan selalu disebut seolah
mereka menjadi nan abadi. Sampai pada kekuatiran bahwa dunia mengingat kita
atau dunia yang melupakan kita.
Dalam bulan Ramadhan memang sebaiknya mengisi waktu dengan banyak membaca, baik
Al-Qurannul Karim maupun bacaan islami lainnya. Kali ini saya membaca buku
tentang perempuan berjudul “Perempuan”
dengan judul kecil, “dari Cinta sampai
Seks, dari Nikah Mut'ah sampai Nikah Sunnah, dari Bias Lama sampai Bias Baru”
karya M. Quraish Shihab, yang telah dikenal
sebagai pakar al-Qur'an di Indonesia dan sudah menghasilkan lebih dari 50 karya yang telah
dibukukan. Penulisan buku ini memiliki karakteristik sesuai dengan kemampuan
sang penulis dalam menerjemahkan dan meyampaikan
pesan-pesan al-Qur'an dalam konteks kekinian tanpa kaku menilai al-Qur'an secara tekstual. Model penafsirannya adalah dengan menggunakan sejumlah ayat al-Qur'an, hadis rasul, pandangan ulama tradisional dan kontemporer
serta keilmuan modern yang membahas masalah tertentu, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat
tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang menjadi pokok pembahasan.
Photo: www.m5x.eu
Kita lebih sering mendengar
kisah perempuan yang tersakiti perasaan oleh seorang laki-laki, namun bagaimana jika berbalik justru laki-laki yang
tersakiti oleh perempuan. Kisah cinta yang diterima, sebanding dengan kisah cinta
yang ditolak, rupanya hal ini yang dialami oleh seorang penulis script film Scott Neustadter, yang
kemudian mengkisahkan percintaan gagalnya, penuh perasaan dan berpuncak pada
patah hati. Kisah cinta ini dirangkum dalam sebuah film berjudul (500) Days of Summer yang di produksi oleh Fox Searchlight Pictures tahun 2009 di Amerika.
Beberapa malam yang lalu saya membeli empat buah buku di
Toko Buku Gramedia Kupang, dan seperti sebuah kebiasaan sekembalinya dirumah adalah melihat-lihat sejenak buku yang
baru dibeli, mulai dengan membuka bungkusan plastik buku, mengharumi
lembaran-lembaran buku baru yang ibaratnya mencium aroma yang selalu dikenali.
Memperhatikan kembali daftar isi dan melihat sekilas isi bab buku. Sebenarnya hal
ini telah dilakukan di toko buku sebelum membeli, tetapi mengulang kembali di
rumah menjadi keharusan. Karena sulit menyiapkan waktu untuk segera membaca,
terkadang buku tersebut kemudian terdiam hingga bertahun-tahun baru dibaca.
Langganan:
Postingan (Atom)
My Facebook
Catatan....!!!
Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!