Jajanan Kampong Solor |
Penduduk muslim di Kota Kupang terbilang minoritas, namun suasana ramadhan tetap terasa. Ditandai dengan berbagai aktivitas keagamaan mulai dari berbuka puasa bersama hingga sholat tarawih berjamaah di mesjid-mesjid seputaran Kota Kupang. Selain itu selama Bulan Ramadhan di Kota Kupang juga banyak ditemui jajanan berbuka puasa yang saat ini femilier disebut dengan takjil (Arab, ta’jil), padahal arti sesungguhnya takjil adalah “keadaan untuk segera berbuka puasa”, namun kemudian istilah ini dipakai untuk menamai beragam makanan ringan yang mudah dikonsumsi sesegera saat azan maghrib berkumandang karena memasuki waktu sholat. Mungkin dimaksudkan sebagai jajanan praktis yang mudah mengembalikan energi untuk segera menunaikan ibadah sholat maghrib.
Di Kupang terdapat dua lokasi utama tempat jajanan berbuka puasa (takjil) dijual layaknya pasar ramadhan. Lokasi pertama berada di
Jalan Soekarno atau di depan eks Gedung Pemerintahan Kabupaten Kupang, yang
dikenal dengan JAM (Jajanan Air Mata). Dinamai demikian karena merujuk nama
kampung/kelurahan tempat para penjual jajanan berasal yakni Kampung Air Mata,
salah satu kampung muslim di Kota Kupang. JAM mulai dirintis sekitar pertengahan
90-an, atas prakarsa Ibu Jeanette Agnes
Musakabe, yang adalah isteri Gubernur NTT kala itu, Herman Musakabe (1993-1998). Pendirian JAM dimaksudkan untuk
memberdayakan ekonomi ibu rumah tangga yang ada di Kampung Air Mata.
Lokasi kedua tak jauh dari JAM hanya 500 meter memutar arah timur atau tepatnya
berada di depan Gedung Bank Mandiri bersebelahan dengan Gereja Kathedral di
Jalan Urip Sumohardjo. Mengikuti jejak JAM, orang menamai lokasi ini dengan
Jajanan Kampung Solor, sama halnya dengan JAM, nama Kampung Solor adalah
Kampung muslim lainnya di pusat Kota Kupang dan yang menjualnya tentu para
ibu-ibu yang berasal dari Keluruhan kampung Solor. Pendirian Jajanan Kampung
Solor ini terbilang baru karena muncul di sekitar tahun 2010.
Umumnya kedua tempat tersebut telah
memulai aktivitas berjualan selepas duhur. Kedua lokasi ini mulai ramai pada pukul
empat sore hingga menjelang waktu berbuka puasa. Banyak pembeli yang datang
untuk sekedar ngabuburit (menunggu waktu berbuka tiba) sambil memilih-milih aneka jajanan untuk hidangan berbuka. Kedua tempat ini menyediakan aneka makanan khas berbuka puasa
seperti kolak, es buah, kue-kue tradisonal seperti kue bajongko (ada juga yang menyebutnya kue badongko), kue bendera, pisang goreng, roti bale gula, wajik, cucur, onde-onde, putu, lampar, pastel dan jenis kue lainnya. Selain kue dan peganan tradisional tersedia juga aneka lauk pauk untuk
hidangan selepas berbuka. Salah satu yang sering dicari-cari saat ramadhan
adalah kalesong, sejenis lontong yang
menggunakan daun kelapa muda sebagai pembungkusnya. Kalesong cocok dinikmati
bersama sate dan bumbu kacangnya.
Jajanan berbuka ini tidak hanya diminati oleh kaum muslim Kota Kupang,
tetapi juga datang dari kalangan mana saja. Mereka bahkan menunggu masa
ramadhan dan menjadi pelanggan setia. Biasanya sepulang kerja singgah untuk
sekedar membeli beberapa penganan sebelum kembali ke rumah, tak jarang juga
terlihat masyarakat Cina yang membelinya. Dengan demikian jajanan berbuka puasa
di Kota Kupang menjadi khazanah multikulturisme di Kota Kupang.
Kupang, 11 Agustus 2012
©daonlontar.blogspot.com
©daonlontar.blogspot.com