Rabu, 29 Februari 2012

Logo Blog Sendiri

Setelah tiga bulan bergelut dengan dunia blog, ada sensasi yang di peroleh bahwa saya telah mempunyai sebuah ruang untuk berkontemplasi. Walau hanya sebuah ruang maya namun dapat menjadi sebuah tempat pergulatan tersendiri, ada niat untuk lebih serius dan konsisten. Namun masih terasa ada yang kurang, salah satunya dengan memiliki logo sendiri yang dapat menjadi semacam trade mark.


Logo blog ini saya coba mendesainnya sendiri secara sederhana, walaupun tidak mempunyai skill dalam mendesain. Karena bagaimanapun untuk mendesain sebuah logo dibutuhkan jiwa artistik yang harus dimiliki oleh para pendesain logo. Tapi apa yang saya lakukan adalah sebuah usaha untuk menumbuhkan kreativitas, demikian juga dengan tampilan blog yang telah saya desain selama tiga bulan terakhir ini, walau belum maksimal tapi telah comfort buat saya. Dengan mencoba memainkan pilihan huruf, ilustrasi gambar yang saya peroleh dari http://aikon2.com/ dan komposisi warna, serta tambahan filter texturizer sebagai penguat kesan kesederhanaan, maka saya telah menghasilkan sebuah cipta karya logo. Seolah saya telah mendaftarkan cipta karya ini (®). 

Dari logo sederhana di atas, saya mencoba mengartikulasinya: warna dasar abu-abu sebagai representase netral dan kesederhanaan, gambar haik (wadah yang dibuat dari daun lontar) sebagai akar filosofis dari nama blog yang saya pakai, haik dalam kotak putih menggambarkan subjektivitas, sedangkan tulisan daonlontar berwarna merah untuk menarik perhatian dan tulisan .blogspot.com berwarna biru untuk mengambarkan ketenangan. Selain itu posisi tulisan berada di antara kotak dan background layaknya menandatangani materai, saya ibaratkan sebagai berpikir out of the box. Yah kurang lebih demikian penafsiran saya.




Pembuatan logo bagi sebuah perusahaan, institusi atau organisasi dimaksudkan untuk mudah diingat dan dikenali oleh setiap orang. Sehingga logo dibuat unik dan berbeda dari logo lainnya, tentunya dengan pilihan konsep, warna, huruf dan gambar yang matching. Desain logo adalah kombinasi dari seni, ketrampilan teknis dan pengalaman pasar. Hal terakhir yang dinilai paling sulit sehingga untuk mendesain biasanya digunakan pihak ketiga penyedia jasa pembuatan logo. 

Pilihan gambar, warna dan tulisan tentu memiliki nilai filosofis tertentu bagi seorang pembuat desain. Itu akan berpengaruh dalam perjalanan sebuah logo ke depan. Terdapat beberapa logo yang dikenal dunia karena memiliki karakteristik sekunder yang kuat melekat, seperti logo Coca Cola dengan kesan klasiknya yang tidak pernah berubah. Logo Nike dengan kesan sederhananya yang berupa tanda centang sebagai representasi nilai positif. Logo Mercy dengan keeleganannya di antara produk mobil lainnya, serta logo windows, google, facebook dan blogger yang begitu femilier bagi pengguna perangkat komputer saat ini.




Sekarang berapa jasa untuk pembuatan sebuah logo?. Perusahan-perusahaan penyedia jasa pembuatan logo menawarkan dalam kisaran $ 30 hingga ribuan Dolar. Sebagai contoh logo Nike yang dibuat tahun 1971 dengan harga hanya $ 35 (sekitar Rp.350.000) dan Logo Twitter di saat belum popular yang dibuat tahun 2009 dengan harga $10-$15 (sekitar Rp.100.000-Rp.150.000,-). Kemudian saya bandingkan dengan harga logo nasional seperti Pertamina Rp 2,55 miliar, BNI 46 Rp 2,7 miliar, Telkom Indonesia Rp 3,2 miliar dan Bank Mandiri Rp 15 miliar. Pembuatan logo dengan biaya yang besar dianggap akan berkorelasi terhadap perubahan nilai pada sebuah corporate, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik dan semangat kompetitif. Sedangkan desain logo yang saya buat gratis! dan hanya untuk saya sendiri.

Akhirnya Saya dapat saja mengklaim The daon lontar blogspot logo™ is a registered trademark of the Daon Lontar Media.
Kupang, 29 Februari 2012
@daonlontar.blogspot.com

baca juga:


comments

Catatan....!!!

Menulis bukan bakat, tetapi kemauan. Dalam kisah setiap orang pasti akan menuliskan apa ada yang ada di pikiran dan perasaannya.. Secara perlahan menulis mengantarkan seseorang menuju pencerahan, karena menulis membuat orang membaca dan sebaliknya membaca membuat orang menulis. Menulis merupakan pembelajaran, dan tidak hanya sekumpulan kalimat tetapi merupakan sekumpulan nilai dan makna. Kini cara menulis tidak lagi menggunakan pahat dan batu, tongkat dan pasir atau dengan kemajuan teknologi tidak lagi dengan tinta dan kertas tetapi sudah beranjak pada keyboard dan screen. Banyak kisah dan sejarah masa lalu yang tidak terungkap, karena tak ada yang mencatatnya atau bahkan lupa untuk mencatatnya. Mengutip kalimat singkat milik Pramoedya Anantatoer, “hidup ini singkat, kita fana, maka aku akan selalu mencatatnya! Agar kelak abadi di kemudian hari…” Catatan adalah sebuah kesaksian dan kadang juga menjadi sebuah pembelaan diri. Seseorang pernah memberiku sebuah diary, dengan sebuah catatan yang terselip. Kelak aku akan mengembalikannya dalam keadaan kosong karena aku telah mencatatnya di sini….!!!


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
;